Sabtu, 25 Mei 2013

Urinaria

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawa nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sisa-sisa metabolisme dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urine. Urine kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra. ( Syaifuddin, 1997).
Ginjal membentuk urine mengalir melalui ureter ke kandung kemih untuk disimpan sebelum diekskresi. Komposisi urine menunjukkan pertukaran zat antara nefron dan darah di kapiler renal. Produk sisa metabolisme protein diekskresikan, kadar elektrolit dikontrol dan pH (keseimbangan asam-basa) dipertahankan dengan ekskresi ion hidrogen. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Urine terdiri atas air (96 %), urea (2 %), dan sisanya 2 % terdiri atas asam urat, kreatinin, amonium, natrium, kalium, klorida, fosfat, sulfat, dan oksalat. Urine berwarna kuning jernih karena adanya urobilin, suatu pigmen empedu yang diubah di usus, direabsorpsi, kemudian diekskresikan  oleh ginjal. Berat jenis urine antara 1020 – 1030. Sedangkan pH  urine sekitar 6 (rentang normal 4,5 – 8). Orang dewasa yang sehat mengeluarkan 1000 – 1500 ml urine per hari. Jumlah urine yang dihasilakan dan berat jenisnya bergantung pada asupan cairan dan jumlah larutan yang diekskresi. (Nurachmah dan Rida, 2011).
B.       Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini adapun tujuannya yang penulis buat yaitu untuk melengkapi tugas mata kuliah Patofisiologi, yaitu  menjelaskan tentang Proses Pembentukan Urine.
1.      Menjelaskan pengertian dari sistem perkemihan.
2.      Menjelaskan susunan sistem perkemihan.
3.      Menjelaskan proses pembentukan urine.
4.      Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine.
5.      Menjelaskan ciri-ciri urine normal.
C.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian sistem perkemihan ?
2.    Bagaimana susunan sistem perkemihan ?
3.    Bagaimana proses pembentukan urine ?
4.    Apa faktor  yang mempengaruhi proses pembentukan urine ?
5.    Apa ciri-ciri urine normal ?












BAB II
PEMBAHASAN
A.      Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas 2 ginjal (untuk menyekresi urine), 2 ureter (mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih (tempat urine dikumpulkan dan disimpan sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh). (Nurachmah dan Rida, 2011).
Gambar 1.1     Bagian Sistem Perkemihan
 
Sistem perkemihan berperan penting dalam mempertahankan homeostatis konsentrasi air dan  elektrolit di dalam tubuh. Ginjal menghasilkan urine yang mengandung produk sisa metabolisme, meliputi nitrogen yang merupakan senyawa urea dan asam urat, kelebihan ion, serta beberapa obat. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Urine terdiri atas air (96 %), urea (2 %), dan sisanya 2 % terdiri atas asam urat, kreatinin, amonium, natrium, kalium, klorida, fosfat, sulfat, dan oksalat. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Urine berwarna kuning jernih karena adanya urobilin, suatu pigmen empedu yang diubah di usus, direabsorpsi, kemudian diekskresikan  oleh ginjal. Berat jenis urine antara 1020 – 1030. Sedangkan pH  urine sekitar 6 (rentang normal 4,5 – 8). Orang dewasa yang sehat mengeluarkan 1000 – 1500 ml urine per hari. Jumlah urine yang dihasilakan dan berat jenisnya bergantung pada asupan cairan dan jumlah larutan yang diekskresi. (Nurachmah dan Rida, 2011).
B.       Susunan Sistem Perkemihan
1.         Ginjal
Ginjal merupakan organ berbentuk kacang, yang panjangnya sekitar 11 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm, serta beratnya 150 gr. Ginjal terletak di dinding abdomen posterior, masing-masing satu buah di sisi kiri dan kanan kolum vertebra, di belakang peritoneum dan di bawah diafragma. Tinggi ginjal adalah dari vertebra toraksik ke-12 sampai lumbar ke-3, dan dilindungi oleh sangkar iga. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai jaringan lemak dan simpai jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke korteks dan ada bagian korteks yang masuk ke medula. ( Syaifuddin, 1997).
Gambar 1.2     Struktur Ginjal
Fungsi ginjal
1)        Pembentukan urine
       Ginjal membentuk urine mengalir melalui ureter ke kandung kemih untuk disimpan sebelum diekskresi. Komposisi urine menunjukkan pertukaran zat antara nefron dan darah di kapiler renal. Produk sisa metabolisme protein diekskresikan, kadar elektrolit dikontrol dan pH (keseimbangan asam-basa) dipertahankan dengan ekskresi ion hidrogen. Terdapat tiga proses yang terlibat dalam pembentukan urine. (Nurachmah dan Rida, 2011).
2)        Filtrasi
Filtrasi terjadi di dinding semipermeabel glomerulus dan kapsul Bowman. Sel darah, protein plasma, dan molekul besar lainnya terlalu besar untuk difiltrasi (disaring), oleh karena itu tetap berada di kapiler. Filtrasi di glomerulus memiliki komposisi yang sangat serupa dengan plasma, kecuali protein plasma. (Nurachmah dan Rida, 2011).
3)        Mengatur keseimbangan keluaran air dan urine
Gambar 1.3     Gambaran Pengatur Keseimbangan Keluaran Urine
 
Keseimbangan antara asupan dan keluaran cairan dikendalikan oleh ginjal. Keluaran urine minimum adalah volume terkecil yang diperlukan untuk mengekskresikan produk sisa tubuh, yaitu sekitar 500 ml per hari. Volume urine diatur terutama oleh hormon antidiuretik yang dilepaskan di dalam darah oleh lobus posterior kelenjar hipofisis. Hipofisis posterior berikatan erat dengan hipotalamus di otak. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Saat volume darah menigkat, reseptor regangan di atrium jantung melepaskan hormon ANP. Hormon ini menurunkan reabsorpsi natrium dan air oleh tubulus kontortus proksimal dan duktus kolektivus, yang berarti bahwa lebih banyak natrium dan air yang diekskresi. Pada gilirannya, hal ini menurunkan volume darah dan mengurangi regangan atrium, lalu melalui mekanisme umpan balik negative, sekresi ANP dihentikan. Peningkatan kadar ANP juga menghambat sekresi ADH dan aldesteron, selain meningkatkan jumlah natrium dan air yang hilang. (Nurachmah dan Rida, 2011).
4)        Keseimbangan elektrolit
Perubahan dalam konsentrasi elektrolit di dalam cairan tubuh dapat menyebabkan perubahan isi cairan tubuh atau kadar elektrolit. Terdapat beberapa mekanisme yang mempertahankan keseimbangan konsentrasi air dan elektrolit. (Nurachmah dan Rida, 2011).
a)    Keseimbangan natrium dan kalium
Natrium merupakan kation (ion bermuatan positif) yang paling umum terdapat dalam cairan ektraselular dan kalium merupakan kation intaselular yang paling umum. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Jumlah natrium yang diekskresi dalam keringat cukup besar kecuali saat produksi keringat berlebihan. Kadar natrium dan kalium yang tinggi terdapat di dalam getah pencernaan, yaitu natrium di dalam getah lambung dan kalium dalam getah pancreas dan usus. Normalnya, ion ini direabsorpsi di kolon, tetapi setelah diare akut dan lama, ion tersebut diekskresi dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit. (Nurachmah dan Rida, 2011).
b)        Sistem-renin-angiotensin-aldosteron
Natrium merupakan konstituen normal dari urine dan jumlah yang diekskresi diatur oleh hormone aldosteron yang disekresi oleh korteks adrenal. Sel di dalam arterior aferen nefron distimulasi untuk memproduksi enzim renin oleh stimulasi simpatik, volume darah yang rendah, atau tekanan darah yang rendah. Renin mengubah protein plasma angiotensinogen, yang diproduksi oleh hati, menjadi angiotensin 1. Renin dan peningkatan kadar kalium darah juga menstimulasi kelenjar adrenal untuk menyekresi aldosteron. (Nurachmah dan Rida, 2011).
c)    Keseimbangan kalsium
Pengaturan kadar kalsium dicapai dengan sekresi hormon paratiroid yang terkoordinasi. Tubulus kolektivus distal mereabsorpsi lebih banyak kalsium dalam berespons terhadap sekresi hormon paratiroid, dan sebaliknya mereabsorpsi lebih sedikit kalsium dalam berespons terhadap sekresi kalsitonin. (Nurachmah dan Rida, 2011).
d)       Keseimbangan pH
Untuk mempertahankan pH normal darah (keseimbangan asam-basa), sel tubulus kontortus proksimal menyekresi ion hidrogen. Dalam filtrat, sel ini bergabung dengan penyangga:
Ø  Bikarbonat, membentuk asam karbonat:
(H+ + HCO3 → H2CO3)
Ø  Amonia, membentuk ion ammonium:
(H+ + NH3 →NH4+)
Ø  Hidrogen fosfat, membentuk dihidrogen fosfat:
(H+ + HPO32- → H2PO3-)
  1. Ureter
Ureter adalah saluran yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih. Panjangnya sekitar 23 – 30 cm dengan diameter sekitar 3 mm. Ureter terhubung dengan pelvis renal yang berbentuk corong. Bagian bawah ureter terhubung dengan rongga abdomen di belakang peritoneum yang berada di depan otot psoas menuju rongga pelvis, dan  terletak obliq di dinding posterior kandung kemih. Karena susunan ini saat urine terakumulasi dan tekanan kandung kemih meningkat, ureter tertekan dan pintunya tersumbat. Hal ini mencegah refleks urine ke ureter (menuju ginjal) ketika kandung kemih terisi dan saat berkemih (mikturisi), serta saat tekanan meningkat karena kontraksi otot kandung kemih. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Kandung kemih
 
Ureter
 
Ginjal
 
Gambar 1.4     Ureter dan Hubungannya dengan Ginjal dan Kandung Kemih
  1. Vesika urinaria atau kandung kemih
Kandung kemih merupakan penampung (reservoir) urine. Kandung kemih barada di rongga pelvis di mana ukuran serta posisinya bervariasi, bergantung pada volume urine di dalamnya. Saat mengalami distensi, kandung kemih naik ke rongga abdomen. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Saat kandung kemih kosong, lapisan bagian dalam tersusun dalam lipatan atau rugae, yang perlahan-lahan menghilang saat terisi urine. Kandung kemih dapat melebar (distensi), tetapi saat berisi 300 – 400 ml urine akan muncul keinginan untuk berkemih. Kapasitas total jarang melebihi 600 ml. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Gambar 1.5     Struktur dan Bagian-Bagian dari Vesika Urinaria
  1. Uretra
Uretra adalah saluran yang memanjang dari leher kandung kemih hingga eksterior, di orifisium uretra eksternal. Uretra pada pria lebih panjang dari pada wanita. Uretra pria berhubungan dengan sistem perkemihan dan reproduksi. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Panjang uretra wanita sekitar 4 cm yang memanjang dari atas ke bawah di belakang simfisis pubis dan terhubung dengan orifisium uretra eksternal tepat di depan vagina. Orifisium uretra eksternal dikontrol oleh sfinger uretra eksternal, yang dikendalikan otot volunter. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Gambar 1.6     Struktur Uretra Pria dan Wanita
C.      Proses Pembentukan Urine
Terdapat tiga proses yang terlibat dalam pembentukan urine, yaitu:
1.         Filtasi (Penyaringan)
Proses filtrasi terjadi ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea, dan zat-zat lain (sel-sel darah dan molekul protein) masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. (Nurachmah dan Rida, 2011).
2.         Reabsorpsi (Penyerapan kembali)
Proses reabsorpsi berawal pada saat urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. (Nurachmah dan Rida, 2011).
Gambar 1.7     Proses Reabsorpsi
 
diagram proses reabsorbsi urine
3.             Augmentasi (Pengeluaran/penambahan)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. ( Syaifuddin, 1997).
Proses Augmentasi terjadi ketika urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal, di dalam tubulus kontortus distal pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein, akan disalurkan ke tubulus kolektivus ke pelvis renalis disini terjadi urine sesungguhnya. ( Syaifuddin, 1997).
Table 1.1         Langkah-langkah Pembentukan Urine
 
proses pembentukan urine
D.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Urine
1.      Jumlah air yang diminum
Semakin banyak air yang diminum, sekresi ADH akan terhambat. Hal ini menyebabkan permeabilitas tubulus kontortus menurun dan reabsorpsi terhambat sehingga jumlah urine meningkat.
2.      Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urine yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urine yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.
3.      Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif. Hasilnya urine yang diproduksi meningkat.
4.      Zat-zat diuretik
Zat-zat diuretik misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya ADH berkurang sehingga reabsorpsi air terhambat dan volume urine meningkat.
5.      Hormon insulin
Hormon insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Akibatnya dari keadaan ini terjadi gangguan reabsorpsi di dalam tubulus distal, sehingga dalam urine masih terdapat glukosa.
6.      Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, diantaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya semakin banyak, maka pengeluaran urine pun banyak.

E.       Ciri-Ciri Urine Normal
Ciri-ciri urine normal
Ø  Rata-rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.
Ø   Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
Ø   Baunya tajam.
Ø   Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.







BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas 2 ginjal (untuk menyekresi urine), 2 ureter (mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih (tempat urine dikumpulkan dan disimpan sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh).
Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawa nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya.
Ginjal membentuk urine mengalir melalui ureter ke kandung kemih untuk disimpan sebelum diekskresi.
Proses pembentukan urine ada tiga tahap, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine, yaitu jumlah air yang diminum, hormon antidiuretik (ADH), saraf, zat-zat diuretik, hormon insulin, dan suhu lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II. Jakarta: EGC
http://sutiningsih27.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo_15.html
Nurachmah, elly, dan Rida angriani. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC


2 komentar:

  1. Play Real Money Casino Sites - LuckyClub
    Play Real Money Casino Sites in the USA. Enjoy casino luckyclub.live games for free in virtual casino casinos. Get a $500 welcome bonus. Make a first deposit of at least $20.

    BalasHapus
  2. Best Casinos Near DC - DrMCD
    Best 하남 출장샵 Casino in DC. With the addition of 춘천 출장샵 over 35 gaming areas and numerous live 통영 출장샵 betting options, The MGM National Harbor Casino features What is 천안 출장안마 there to do at MGM National Harbor Casino in DC?What is there to 계룡 출장안마 do at MGM National Harbor Casino in DC?

    BalasHapus